Berawal dari Internet, beberapa penggemar rajut yang selama ini sering berbagi (dan tentunya tidak lupa untuk berjualan :) ), berkumpul secara rutin setiap bulan di sebuah lokasi sekolah alternatif. Lokasi yang dipilih sengaja yang mempunyai ruangan cukup nyaman untuk duduk berlama-lama dan relatif mudah dijangkau dari berbagai pelosok Jakarta. Selain sebagai ajang kopi darat dan berbagi pola rajut, tujuan dari pertemuan rutin tersebut untuk mempermudah proses belajar dengan melihat contoh secara langsung. Tidak terbatas pada pertemuan fisik, untuk mempermudah komunikasi, pertemuan juga berlangsung menggunakan fasilitas berbagi pesan menggunakan ponsel cerdas.
Dari jadwal pertemuan yang hanya sebulan sekali, yang lebih ditujukan pada mereka yang sudah relatif berpengalaman, akan ditambah menjadi sebulan dua kali untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang baru belajar. Selain itu juga direncanakan pertemuan di hari Jumat malam, cocok untuk mereka yang mati gaya menunggu kemacetan Jakarta mencair :)
Komunitas perajut di Indonesia sepertinya dipandang sebagai pasar yang cukup menarik bagi perusahaan penyedia alat -alat rajutan. Tulip Company, perusahaan pionir dalam pembuat peralatan rajut dari Jepang, bahkan menyempatkan diri untuk datang dan mempromosikan produk-produk unggulannya. Suatu hal yang istimewa jika melihat bahwa perusahaan tersebut sama sekali tidak mempunyai perwakilan di luar Jepang.
Sebagai penutup, ada baiknya sejenak kita mengingat apa yang dikatakan seorang Tiger Woods, “Saya bisa bermain golf untuk mencari nafkah. Apa lagi yang Anda lebih inginkan dari dibayar untuk melakukan apa yang Anda sukai“. Bukanlah sesuatu yang mustahil jika dari hobi bisa berkembang menjadi sebuah usaha mandiri mengingat rajutan sebagai produk kerajinan tangan mempunyai nilai bisnis yang relatif tinggi dibanding produk pabrikan.
0 Comments
